13 Des 2009

Anak Itik yang Buruk Rupa (Lebai Version)

Sebuah biografi yang mengharukan.
Ditulis dengan penuh perasaan.
Membuat yang membaca meneteskan air mata.




Singkat kata, LEBAY

Pada zaman sekarang kala (gag mau pake kata dulu kala, udah bosen) hiduplah seorang anak itik yang buruk rupa. Kita sebut saja namanya Said Muhibi (bukan nama samaran) Kulitnya hitam seperti Alan Smith, rambutnya kriting seperti Michael Jackson, badannya pendek seperti Lionel Messi, hidungnya besar seperti Jacky Chan, pendeknya dia adalah anak itik yang buruk rupa (kalo perbandingannya kaya gitu, buruk rupanya dimananya???). Don’t jadje de buk from de kaper, jangan menghukum buku dengan kamper. Pepatah itu mengingatkan, janganlah memandang sesuatu hanya dari segi luarnya saja, tapi juga pandanglah sisi dalamnya (anda bingung? Sama) anak itik yang buruk rupa ini hidup dalam lingkungannya, bukan lingkungan kamu, atau lingkungan dia atau lingkungan mereka, tapi dilingkungannya. Ia mempunyai mimpi, ia ingin menjadi itik yang paling kuat, paling disegani, kalo berantem tak pernah kalah. Namun apalah daya, maksud hati ingin memeluk gunung, malah ditampar ama yang punya gunung (ngeres,,, ngeres,,,), keinginan besar, tenaga tak ada. Badannya lemah, seperti orang kurang gizi, padahal tiap hari dikasih makan empat sehat lima sempurna ama majikannya, kadang-kadang dikasi tambahan sebiji obat nyamuk buat menambah kekebalan tubuh, tapi entah mengapa, badannya tetap lemah (itulah yang namanya takdir). Selain badannya lemah, nyalinya juga kecil. Takut ini takut itu. Akhirnya ia hanya bisa bermimpi, hingga tibalah saat itu. Seorang biksu dari Shaolin datang dan memberinya pelajaran kung fu tingkat tinggi, latihan demi latihan ia jalani dengan sepenuh hati, Genta Emas level sembilan telah ia kuasai

CUT!!! CUT!!!! Kenapa jadi cerita silat??? Benang merah, benang merah.

Selain badannya lemah, nyalinya pun kecil. Takut ini takut itu. Akhirnya ia hanya bisa bermimpi, hingga tibalah saat itu ia menemukan sebuah buku yang sangat sakti, buku yang luar biasa, mencakup banyak pelajaran kung fu tingkat tinggi, itulah buku KOMIK TIGER WONG! Ia mulai membaca komik tersebut dan semakin larut dalam mimpinya menjadi jagoan tanpa tanding. Akhirnya ia bisa mewujudkannya. Awalnya hanya iseng saja. Pertama ia mengambil sebuah kertas kosong, lalu ia meraih pena (kalo ada yang gag tau pena, pena itu sama dengan pulpen) dan, SRET, terdengar suara, lalu, SRET, SRET, SRET, BROT, CRET, DUT, PRET PRET PRET.

CUT!!! CUT!!! Ini ceritanya sedang bikin gambar, bukan sedang berak dicelana.

Sret, sret, sret, dia goreskan penanya di atas kertas. Lalu hasilnya, dengan puas ia pandangi, sebuah gambar tokoh jagoan telah ia hadirkan dikertas. Tunggu dulu, kalian pasti penasaran kan, kenapa dengan hanya tiga kali sret bisa jadi gambar orang? Karena kalo ditulis semua sret – nya bisa abis tinta komputernya cuman buat ngetik kata sret. Lalu tiba-tiba
“gambarin gue dong,” satu suara nyeletuk didekatnya. Setankah itu? Atau malaikat? Hingga ketika ia datang tak terdengar suara apapun? Bukan. Ia bukan setan ataupun malaikat, hanya saja ia memang sejak tadi duduk disitu, bahkan sebelum si anak itik buruk rupa mulai mencret dicelana, maksudnya mulai menggambar, ia sudah duduk disitu.
“oke, bentar gue gambarin lu” kata si itik buruk rupa, sebut saja namanya Said (bukan nama samaran)
“otot gue six pek ya” kata suara tadi. (penggunaan bahasa telah didubbing sesuai dengan ejaan dan bahasa gaul nasional) Setelah diselitiki (pake “d” bukan “t”) ternyata asal suara tadi dari seorang teman si itik buruk rupa yang cukuplah kita panggil dengan nama Haris Maidi (bukan nama samaran).
SRET, SRET, SRET, BROT, CRET, DUT, PRET PRET PRET, selesailah gambar si Haris tadi, lalu berturut-turut bagaikan orang antri sembako datanglah teman-temannya yang lain dan memintanya membuatkan gambar diri mereka dalam bentuk kartun. Akhirnya si anak itik yang buruk rupa pun berhasil mendapatkan mimpinya, ia menjadi jagoan yang tak terkalahkan, mempunyai banyak anak buah, berpetualang ke tempat-tempat terlarang, walaupun semua hanya dalam alam khayal bocah-bocah itu. Tiga tahun lamanya ia melakukan kegiatan tersebut, hingga organisasi mereka terendus oleh para guru. Lalu dengan sebuah operasi yang telah direncanakan dengan matang, para guru mengakhiri kegiatan gambar-menggambar mimpi tersebut. Operasi tersebut berjalan dengan sukses. Anggota-anggota organisasi yang terlibat didalamnya mau tak mau harus menghentikan kegiatan mereka. Operasi tersebut dinamakan UJIAN NASIONAL!!! JRENG JRENG JRENG JRENG.
Tamat sudah karirnya sebagai jagoan tak terkalahkan, sejalan dengan selesainya ia menuntut ilmu dibangku Sekolah Dasar. Ia pun diterima disebuah SMP ternama di kotanya, sebut saja SMP tersebut dengan sebutan MTsN Model 1 Meulaboh (nama dan tempat sengaja dirahasiakan, jadi tidak ada yang tahu kalau MTsN Model 1 Meulaboh ada di Aceh Barat). Disini ia kembali menjadi anak itik yang buruk rupa, tapi banyak temannya. Ada Zanur, Faisal, Adi, Sofyan, Rahmat dan teman-teman lainnya (yang gag disebut jangan marah, gue lagi gag pegang buku absen). Selama tiga tahun bersekolah di SMP ini, tak ada sesuatu yang bisa ia hasilkan. Karena memang ia malas berusaha. Bahkan untuk berbuat nakal saja ia sudah malas, apalagi berbuat baik, tambah malas lah dia. Tiga tahun terbuang percuma. Sungguh patut dikasihani (mulai deh lebai).
Akhirnya semua berubah ketika suatu kabar datang. Kakaknya diterima masuk di sebuah perguruan silat negeri ternama (Perguruan Tinggi Negeri, kebanyakan baca Wiro Sableng nih) di Bogor, ia dan keluarganya pun pindah ke Bogor. Sesampainya di Bogor, si anak itik yang buruk rupa tidak mampu beradaptasi, sampai akhirnya ia dideportasi, apalagi badannya bau terasi, walaupun dia tidak suka asi, tapi makanannya tetap nasi, sungguhpun sudah basi, tapi tetap asi(k) –ujungnya maksa.
Satu tahun lamanya ia mencoba beradaptasi di sekolahnya yang baru. Disini ia dipisahkan dari kegemarannya (note: sebenernya ini rahasia super rahasia, kegemaran si itik yang buruk rupa –said- adalah : wanita cantik, ingat ini rahasia, jangan sampe ada orang yang tahu).
Sekolah yang ia masuki punya peraturan yang sangat aneh. Kelas cewek sama cowok dipisah.
Kamar mandi cewek-cowok dipisah? Wajar.
Ruang ganti cewek-cowok dipisah? Wajar.
Kamar tidur cewek-cowok dipisah? Wajar.
Ruang kelas cewek-cowok dipisah? KURANG (w)AJAR (w nya boleh dibaca boleh tidak, tapi untuk efek yang lebih dramatis silahkan huruf w nya tidak usah di baca)

Terpisah dari wanita membuatnya merana, hingga ia terkena sebuah penyakit langka yang hanya ia sendiri yang mengalaminya, nama penyakitnya adalah….
Jreng jreng jreng jreng (efek musiknya tegang)
Nama penyakitnya adalah….
Jreng jreng jreng jreng (musik tambah tegang)
Nama penyakitnya adalah….
Vertigo!

Terdengar suara nafas tertahan penulis, menuliskan nama penyakit langka ini sungguh membuatnya merasa perih. (lebai deh)
Ia mencoba mengobati luka hatinya karena dipisahkan dari mahluk yang ia sukai dengan cara menjadi anak nakal. Ia menjadi preman. Tiap hari datang ke sekolah dengan dagu terangkat, tangan dikantong, pandangan mata sinis dan merendahkan, pendek kata dia menjadi seorang preman baru. Menjadi preman ternyata tidak asik. Akhirnya ia berhenti jadi preman dan mulai menjadi pemalas (bukannya dari dulu emang udah pemalas ya???).
Setengah tahun lamanya ia duduk di kelas satu SMA, nilai-nilainya standar, bahkan bisa dibilang jelek. Akhirnya ia bertekad untuk berubah, ia angkat tangannya ke atas, lalu dengan cepat diturunkannya, dipegangnya ikat pinggangnya dan lalu berkata “Berubah!!!”

CUT!!! CUT!!! Emangnya ini cerita Satria Baja Hitam? Benang merah, benang merah.

Setengah tahun lamanya ia duduk di kelas satu SMA, nilai-nilainya standar, bahkan bisa dibilang jelek. Akhirnya ia bertekad untuk berubah, ia mulai belajar sedikit demi sedikit. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit lama lama menjadi sedikit. Berakit-rakit ke hulu berenang renang ketepian, usahanya membuahkan hasil. Akhir tahun ia berhasil menduduki peringkat tujuh di kelasnya.
Naik kelas dua.
Awalnya ia hendak dimasukkan dalam kelas IPA, karena melihat nilainya yang semakin lama semakin baik. Namun sayangnya si anak itik yang buruk rupa ini memilih untuk masuk ke kelas IPS, karena ia merasa bakatnya sebagai tukang kredit sudah ada sejak dulu ia menjabat sebagai sekretaris arisan dikelasnya. Tak ada orang yang bisa lolos dari sergapan tagihannya. Akhirnya dengan alasan pelajaran ekonominya lebih kuat dari pelajaran kimianya, si anak itik yang buruk rupa masuk ke kelas IPS. Disini emang bener ia bisa mengembangkan kemampuan tagih menagih hutangnya (ekonomi dan akuntansi). Sebenarnya masuk kelas IPS ini sudah cukup baik, karena pelajaran IPA yang diberikan sudah tidak sebanyak pelajaran IPA di kelas IPA (ya iyyalah,,, cuman orang bego aja yang gag tau). Walaupun sudah masuk kelas IPS mereka tetap harus mempelajari tentang IPA sedikit-sedikit. Ada cerita unik tentang pelajaran IPA ini, biologi yang merupakan salah satu mata pelajaran IPA waktu itu kebetulan diajar oleh seorang guru yang luar biasa cantik sangat sekali banget banget. Si itik yang buruk rupa pun jatuh cinta pada guru tersebut. Demi mendapatkan perhatian guru tersebut ia rela mempelajari tentang biologi terutama bagian reproduksi sampai mendalam. Dibela-belainnya ngerjain LKS sendirian dengan kemampuan sendiri, padahal biasanya dia kalau ngerjain LKS IPA pasti minta bantuan anak IPA. Namun sayang, cintanya bertepuk sebelah tangan. Sang guru tidak ada rasa sedikitpun padanya. Ia pun patah hati, patah semangat, patah tulang, dan bergoyang patah-patah. Namanya juga orang yang berpikiran sempit, ia menjadi membenci guru tersebut karena guru itu tak membalas cintanya. Nilai-nilai IPA nya semakin anjlok. Kalau dulu nilai kimianya 4, sekarang hanya satu angka di atas angka 3, kalau dulu nilai biologinya 8, sekarang tak lebih dari kursi terbalik, kalau dulu nilai fisikanya lima, sekarang nilai fisikanya menjadi dua setengah kali dua. Pokoknya nilainya semua turun, terutama nilai biologinya yang semakin jeblok, hingga semua orang bertanya-tanya, Ada Apa Denganmu, by Peter Pan.

Sudah lupakan semua
Segala salahku,
Dan bila kau tetap bisu

CUT!!!! CUT!!! Kenapa jadi nyanyi? Benang merah, benang merah.

Sejak cintanya ditolak, ia jadi semakin menutup diri, semakin menganggap dirinya yang paling hebat, secara dia adalah rangking satu dikelasnya (*bangga mode: on) banyak teman sekelas yang sirik kepadanya, terutama Yusuf dan Smith (bukan nama samaran). Yusuf yang dijuluki mbah Dukun (kalau anak itik adalah anak itik yang buruk rupa, maka Yusuf adalah anak itik yang amat sangat buruk rupanya) mempunyai otak yang lumayan. Dia tidak puas selalu rangking tiga (rangking dua dipegang oleh teman sebangku si anak itik). Dia selalu berusaha menjatuhkan si anak itik yang buruk rupa. Apa bila ada diskusi, maka si anak itik yang buruk rupa pasti di cecar dengan pertanyaan-pertanyaan maha sulit (rese emang si yusup tu, dasar mbah dukun). Tapi untungnya, si anak itik yang buruk rupa mengantongi sebuah jimat yang membuatnya selalu berhasil mendapatkan nilai tertinggi dikelasnya, jimat itu didapatnya langsung dari Tuhannya, pegangannya disetiap masalah, pasti dia menggunakan jimat tersebut. Jimat tersebut dia sebut dengan nama OTAK. Ada lagi satu orang namanya Anis Fauda Smith, jangan lihat namanya Anis lalu dia itu perempuan, dia adalah seorang lelaki sejati. Wajahnya lumayan ganteng, badannya tinggi, turunan arap, namun entah kenapa dia selalu sirik pada si anak itik yang buruk rupa. Si anis ini selalu berusaha mempropokasi si anak itik yang buruk rupa, tapi untungnya si anak itik yang buruk rupa ini terlalu polos untuk menanggapi propokasi si anis ini, hingga pertumpahan darah bisa dihindarkan. Namun, Anis tak pernah mau menyerah (kaya lagu De Masip, Jangan Menyerah), pada suatu ketika ia menyuruh seorang temannya untuk menghajar si anak itik yang buruk rupa. Perkelahian pun tak dapat dihindari. Anis sudah memperhitungkan kekuatan temannya ini dan ditambah dengan dirinya sendiri, mereka berdua bisa membuat si anak itik yang buruk rupa ini babak belur. Namun anis melupakan sesuatu, si anak itik yang buruk rupa ini memiliki teman yang baik, namanya Togar (nama aslinya Ferdianto, biasa dipanggil Togar). Berdua dengan Togar (cie cie, yang lagi duaan ama Togar… mesranya,,, cuit cuit)
Hus!
Maksudnya berdua dengan Togar si anak itik yang buruk rupa menghadapi Anis dan temannya. Perkelahian berlangsung seru, kedua belah pantat, maksudnya kedua belah pihak sama-sama mengeluarkan jurus-jurus andalannya, Anis dengan Jurus Onta Onani, Togar dengan jurus Gajah Bermain Air, teman Anis dengan jurus burung Belibis Sekarang Beli Mobil dan si anak itik yang buruk rupa dengan jurus Bebek Berenang di Kolam tapi Kolamnya Dangkal. Debu debu berterbangan, darah bermuncratan, jerit tangis dan derai air mata membasahi bumi Palestina. Sungguh biadab orang-orang Zionis Israel. Marilah kita berdoa untuk saudara-saudara muslim kita di Palestina, agar mereka cepat mendapatkan kembali tanah mereka dan para Zionis itu segera angkat kaki dari Bumi Palestina. Amin

CUT!!! CUT!!! Kenapa jadi ceramah ini? Benang merah, benang merah.

Perkelahian berlangsung alot, imbang, tak ada yang menang dan tak ada yang kalah. Akhirnya perkelahian tersebut dipisahkan oleh teman-teman sekelas mereka. Untungnya anak sekelas pada kompak, jadi masalah perkelahian tersebut tidak sampai terendus oleh para guru. Sejak saat itu, kelas IPS pun terbagi dalam empat kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok anak itik yang buruk rupa, sebagai orang yang tertindas dan teraniaya (lebai deh), lalu kelompok kedua adalah kelompok Yusuf, kelompok yang berniat mengakhiri masa-masa si anak itik yang buruk rupa sebagai rangking satu, kelompok ketiga adalah kelompok anis, yang selalu mencari kesempatan untuk menghajar si anak itik yang buruk rupa, sedangkan kelompok ke empat adalah kelompok netral, mereka tidak berpihak kemanapun juga tidak bermusuhan dengan pihak manapun. Diakhir tahun kedua ini, si anak itik yang buruk rupa mendapat kehormatan, ia diangkat menjadi Wakil Ketua OSIS. Dengan slogan 100% halal, pilih Said Teu Ereun-Ereun, tim kampanye anak itik yang buruk rupa berhasil menempatkan dirinya dalam jajaran tim elit OSIS.
Kelas tiga, tahun terakhir.
Tahun terakhir di SMU, kini ia sudah menemukan banyak pengikut baru (siswa-siswa baru), namun musuhnya pun semakin gencar ingin menjatuhkannya, termasuk salah satunya adalah musuhnya dari kelas IPA. Namanya Tri Dika Sudarmaya. Tri tak puas hanya menjadi OSIS seksi Olahraga, dia ingin menjadi Wakil Ketua Osis, akhirnya dengan segenap cara-cara licik yang ia lakukan, si anak itik yang buruk rupa berhasil ia singkirkan dari jajaran elit OSIS dan ia diangkat menjadi Wakil Ketua Osis. Tak hanya sampai disitu saja, Yusuf, Tri dan Anis terus menerus memberikan telor (teror maksudnya) kepada si anak itik yang buruk rupa, salah satunya adalah dengan mengintimidasi (tahukah anda arti dari mengintimidasi? Apabila ada yang mengetahui harap beritahu kepada saya, karena saya tidak tahu apa artinya, terima nasi) salah satunya dengan cara mengintimidasi teman dekat si anak itik yang buruk rupa, yang masih duduk dikelas satu, namanya Permana (bukan nama samaran). Tapi anak itik sekarang bukanlah anak itik yang dulu, bukan anak itik yang penakut dan berjiwa kerdil seperti dulu. Ia sudah berubah, pengalaman selama setahun penuh ditelor (teror!) membuatnya tahu langkah-langkah apa yang harus ia ambil untuk melindungi persahabatannya dengan Permana. Merasa tak cukup dengan telor yang mereka berikan setiap hari, geng Anis dan Tri (Anis dan Tri adalah teman akrab) menyusun rencana yang sangat amat luar biasa dan tidak terbayangkan keji. Mereka menyembunyikan handphone milik ketua kelas lalu memfitnah si anak itik yang buruk rupa mengambilnya.
“eh, loe ternyata maling ya!” bentak Anis dengan gaya jagoan kampung (emang tampangnya juga tampang anak kampung. Puas gue ngatain loe sekarang Nis, mampus loe, dulu loe berani karena dikampung loe sendiri di Bogor, sekarang loe nyari gue juga gag bakal ketemu, akakakakakakakakakakak)
“maksud loe apaan?” anak itik keheranan, tiba-tiba orang datang nuduh dia maling. Tiba-tiba dia teringat, memang selama ini dia telah berhasil mencuri hati banyak cewek-cewek, tapi itu kan bukan suatu kejahatan yang harus dituduhkan (anda ingin muntah membacanya? Silahkan, saya sudah muntah duluan dari tadi).
“gag usa pura-pura gag tau deh loe! Loe yang ngambil enpon si Asep kan? Ngaku loe!” semprot Tri, emang lah ya, orang keren banyak musuhnya.
“heh! Gue emang miskin, tapi gue masih bisa bedain mana barang orang mana barang gue, dan gue gag bakal ngambil barang yang bukan barang gue! Ngerti loe!” anak itik menjawab tegas.
“heh, kita punya bukti kalo loe yang nyuri! Loe gag usah mangkir deh!” Anis sewot
“oh, bukti? Mana buktinya?”
Sepulang sekolah, Anis dan Tri mengajak gengnya membawa si anak itik yang buruk rupa dan Permana menemui seorang paranormal. Sesampainya di rumah paranormal tersebut, (cerita ini nyata, bukan rekayasa) si anak itik yang buruk rupa melihat sang paranormal sedang melakukan tapa brata. Matanya terpejam, tubuhnya rileks, nafasnya teratur, ia duduk bersila dengan tasbih ditangannya.
“assalamualaikum,” Anis mengucap salam
“waalaikumsalam” seorang cewe keluar menyambut kami
“iyeu, urang jeng batur teh arek ketemu pak kiai, arek ngomongin masalah nu kamari tea the” kata Anis dengan bahasa Sundanya yang paseh.
“oh, kitu. Sekedeng nyak, asup heula atuh akang” kata si mbak mempersilahkan kita masuk
Setelah kami semua masuk, perlahan si cewek tadi menghampiri sang kiai, nampaknya sang kiai sangat khusuk dalam tapanya hingga tak menyadari kehadiran kami.
“pak, pak, bangun pak, etah aya batur neangan bapak” kata si cewek sambil menggoyang tubuh si kiai.
GUBRAGH!!!! Ternyata kiai itu tidur sambil duduk! Kirain tadi semedi kek atau bertapa kek, rupanya tidur.
Singkat cerita si kiai bangun, lalu mereka (Anis, Tri dan gerombolannya menyalami si kiai)
“gini pak, kami kesini mau nanya masalah hape teman kami yang hilang kemaren pak” kata Anis sambil matanya menatap si anak itik, kalau saja pandangan mata bisa membunuh, maka… semua orang akan memakai kaca mata hitam kaya Cyclops dong.
“oh, ya ya” kata kiai, kepalanya manggut-manggut, facenya masih ngantuk, meler kaya orang mabuk, (kok jadi lagu Saykoji????)
“ia pak, kami mau tahu siapa orangnya yang udah ngambil hape teman kami pak” eh, si Permana nyamber aja kaea bensin.
Si kiai terlihat agak termenung sedikit, tampangnya persis seperti tampang pasien penderita sakit gila, sungguh membuat suasana menjadi tegang.
“dia duduk di kursi sebelah kanan kelas, disamping jendela. namanya sa it,” terang si dukun salah baca naskah. Terlihat muka anis dan tri pucet kaya abis mencret setahun penuh. Semua yang dikatakan si dukun membuktikan bukan si anak itik pelakunya, namanya aja said bukan sa it, terus dia duduk bukan disamping jendela, tapi tepat di tengah tengah kelas, sebelah kiri pula. Dengan penuh kemenangan si anak itik menatap wajah-wajah habis mencret disekelilingnya. Permana yang melihat keadaan menguntungkan untuk si anak itik tak mau kehilangan momen, ni orang emang gag mau kehilangan apa pun, kentut aja sebisanya dia tahan, biar gag kehilangan pasokan gas, katanya.
“terus pak, sekarang hapenya udah di jual apa belum ama tu orang?”
Si dukun yang belum sadar kalau dia salah baca teks menjawap dengan pe de,
“rencananya sebentar lagi dia mau jual, sekarang dia mau pergi ke Warung Jambu buat jual tu hape”
“kalau gitu kita permisi dulu ya pak, kita duluan yuk na.” kata si anak itik mengajak Permana pergi dari tempat tersebut, puas dia, Tuhan masih memberikan perlindungan padanya. Jebakan yang dirancang musuh-musuhnya hancur oleh keteledoran si dukun. Pesan moral : kalau jadi dukun, sering-seringlah baca teks, jadi kalau sudah mulai take gag bakal di CUT sama sutradara.
LULUS! Keterima di IPB! Lempeng bener jalan si anak itik. Saat UAN dan UN si anak itik tidak perlu berusaha keras, tapi nilai kelulusannya adalah yang tertinggi di kelasnya. Saat orang lain sedang sibuk belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi, si anak itik dengan santai menikmati liburannya, karena dia sudah keterima masuk di IPB. Dihabiskannya liburannya dengan latihan intensip basket, lalu sebulan kemudian dia diangkat menjadi asisten pelatih basket di sebuah SMA swasta di Ciampea. Sebulan lamanya dia menjadi asisten pelatih di SMA tersebut, lalu tibalah masanya ia harus berpisah dengan anak-anak didiknya itu, karena sebuah tugas yang harus ia lakukan dan tak dapat ditinggalkannya, walaupun hatinya sangat berat untuk meninggalkan kegiatan mengajar basket yang sangat ia gemari, namun apalah daya, bangku kuliah telah memanggilnya.
Awal masuk kuliah, ia berkenalan dengan seorang gadis cantik bernama Rifi (bukan nama samaran), sebenarnya dalam hati mereka sudah ada kecocokan dan saling ketertarikan, namun sayang seribu tiga, hayo sayang anak sayang anak, sayang seribu tiga seribu tiga

CUT!!! CUT!!! Kenapa jadi jualan barang? Benang merah, benang merah.

Namun sayang seribu sayang, pengalaman si anak itik di dunia ini masih sangat cetek, ia masih belum bisa melupakan trauma saat ia masih dikekang di SMA Insan Kamil, hingga perasaan mereka pun padam tanpa adanya tindakan dari si anak itik. (kalau diingat, sampai sekarang masih terasa nyesel). Selanjutnya si anak itik berkenalan dengan Desi, Kiki, Putri, Regina dan Ena (masing-masing nama tidak disamarkan, guna melindungi orang-orang terkait). Mereka pun bersahabat, namun sayangnya, persahabatan mereka hanya sekedarnya saja, bukan persahabatan yang sejati (note: ternyata si anak itik dekat dengan geng tersebut karena suka sama Desi, Desi pun suka sama si anak itik) akhirnya karena minimnya pengalaman si anak itik, Desi pun menyerah untuk mendapatkan si anak itik, begitupun si anak itik yang bodoh, akhirnya hubungan mereka hanya tak lebih dari sahabat saja. Satu tahun lamanya ia duduk di bangku kuliahan di IPB jurusan Komunikasi dengan NIM J3A105072 (haha, masih hapal gua), begitu IPKnya keluar, ia sangat terkejut, IPKnya sangat rendah, hanya 2,85! Akhirnya ia putuskan untuk meninggalkan geng tersebut yang ia anggap tidak bisa membantunya dalam belajar malah hanya membuat ia semakin malas.
Tahun ke dua ia bergabung dengan sebuah geng yang di huni oleh sepuluh wanita muda (halah, ketauan deh suka ama daun muda) mereka bernama :icha, ajeng, anggi, mona, nadya, imel, rindang, yanti, ratih dan ina. Bersama mereka si anak itik mendapat nama baru, yaitu Freak and Blakacuters. Bersama Blakacuters, nilai-nilai si anak itik mulai membaik, pergaulannya pun mulai luas, dan ia pun mulai melupakan masa-masa traumatik di SMAnya. Semua itu berkat Icha, yang memotori dan menyemangati si anak itik untuk belajar dan belajar (makasih cha, emang lah kalo gag ada luw guw gag tau deh nasip nilai guw di kuliahan kaea gemana).
Tahun ketiga, si anak itik mulai mencari pekerjaan tambahan untuk menghasilkan penghasilan tambahan sebab adanya mata kuliah tambahan yang diberikan oleh dosen untuk nilai tambahan, selain itu ada juga pengeluaran tambahan, (silahkan hitung berapa kali saya mengatakan kata tambahan dalam kalimat tadi, dan jawabannya adalah…..



Saya tidak mengatakan kata tambahan, saya menuliskan kata tambahan, jadi jawabannya adalah tidak ada, bagi anda yang sudah menghitung saya ucapkan terima kasih, Piis, damai)
Akhirnya ia diterima bekerja paruh waktu di Toms Net, lalu ia bertemu dengan,
Jreng jreng jreng jreng….
Musik romantis ceritanya nih
Cinta pertamanya, namanya Veby Theresia Kristiandi (bukan nama samaran). Kisah cintanya seperti kisah cinta yang ada disinetron-sinetron, hubungan mereka tidak disetujui oleh orang tua si cewek karena perbedaan derajat mereka, terutama agama mereka yang berbeda. Namun si anak itik tetap nekat, sekarang dia sudah bukan anak itik yang dulu, yang kalau dilarang bakal berhenti, sekarang dia adalah anak itik yang kepalanya baru terbentur truk, korslet, melakukan apa yang ia ingin lakukan tanpa memperdulikan orang lain. akhirnya hubungannya dengan cewe tadi berakhir dengan menyedihkan, cewe tadi terang lebih memilih keluarganya dan memutuskan untuk meninggalkan si anak itik yang buruk rupa tersebut, seperti juga sinetron, anak itik sampai menangis tersedu-sedu ketika diputusin sama cewe tadi (kasian deh loe).
Setelah itu si anak itik berubah liar, brutal dan nakal. Ia tak lagi pandang bulu (memang dulu bulu siapa yang dipandang? Mencurigakan nih). Semua cewe yang lumayan bening dan mulus pasti diincernya, namun kebanyakan gagal, tapi anak itik tidak putus asa, ia ingat pepatah mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tak terjadi (tertunda,) jadi ia terus bergerilya dalam mencari pacar.
Kelulusan. Setelah lulus, ia mulai serius dalam meningkatkan feromonnya (anda tahu arti kata feromon? Saya tidak, cuman karena keren aja saya masukin kata itu disini). semua hal yang berhubungan dengan peningkatan kejantanan dilakukannya, mulai dari start main basket lagi, ikut fitness, berenang tiap minggu, belajar komputer, pokoknya semua yang cowo banget lah dilakukan si anak itik yang buruk rupa ini (kembali lagi membahas bulu, sebenernya ini sedang membicarakan si anak itik atau membicarakan bulu sih?). tak percumalah usahanya, kini ia sudah berubah, ia bukan lagi si anak itik yang buruk rupa, kini ia sudah menjelma menjadi itik dewasa yang buruk rupa (gubragh!)

CUT!!! CUT!!! Salah statement!

Tak percumalah usahanya, kini ia sudah berubah, ia bukan lagi si anak itik yang buruk rupa, kini ia sudah menjelma menjadi seekor angsa, bukan angsa sembarang angsa, tapi raja angsa, anggun nan berwibawa (ngomongin siapa nih?)
Sekarang ia sudah kembali ke kota asalnya, kota tempat kelahirannya, akankah ia tetap menjadi angsa? Atau ia akan kembali menjadi anak itik yang buruk rupa seperti dulu ia meninggalkan kota ini?

Tunggu tanggal mainnya!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar